SUARITOTO - Cerita Ngentot Seru dengan pembantu muda Ini merupakan beberapa waktu yg lalu. Namaku Ian tinggal di salah satu kota besar di Jawa Barat. Yang kuceritakan disini adalah kejadian waktu aku masih duduk di kelas 1 SMP. Keluargaku tinggal di sebuah komplek perumahan yang cukup jauh dari pusat kota, sehingga suasana antar warganya masih akrab dan cukup dekat satu sama lain.
Semuanya bermula ketika keluargaku menggaji seorang pembantu yang bernama Yeyen. Dia merupakan pembantu yang digaji perhari, banyak keluarga di komplek kami yang menggunakan jasanya. Suatu ketika, aku sedang memberi makan kucingku ketika bel pintu berbunyi, aku segera melihat siapa yang datang, ternyata Mbak Yeyen.
“Oh gitu, kalo sendirian aja biar skalian Mbak temenin aja, kamu lagi apa?” tanya Mbak Yeyen lagi sambil langsung menuju dapur, aku mengikuti dari belakang sambil memandang pantat Mbak Yeyen yang montok dan aduhay. Hari ini dia memakai sweater hitam yang dipadu dengan rok coklat sepanjang betis.
Beberapa jam kemudian aku capek dan mulai tertidur. Tiba2 Mbak Yeyen masuk ke kamarku hanya dengan mengenakan handuk yang dililitkan ke badannya. aku terbangun karena suara pintu yang terbuka.
“Ian, mama kamu punya hair dryer nggak?” tanyanya, sambil mengacak2 rambutnya yang basah didepan cermin besar di kamarku.
“Mama sih punya Mbak, cuman Ian ga tau tempatnya dimana.” aku berbaring kembali. Mbak Yeyen memang biasa mandi dan makan di rumahku apabila orangtuaku sedang tidak ada, malah kadang2 dia membawa teman2nya untuk nonton DVD, masak apa yang ada di kulkas, hingga tidur2an di kamar Mama sambil ngegosip.
“Ian, buka bajunya dong!” kata Mbak Yeyen sambil berjalan menuju pintu dan menguncinya.
“Ian ga mau, malu sama Mbak!” aku mulai ketakutan karena tidak mengerti apa yang terjadi dan kenapa Mbak Yeyen berperilaku aneh. Aku melompat dari ranjang dan berlari menuju pintu, berusaha membukanya meski aku tahu itu percuma karena kunci pintu sudah disimpan Mbak Yeyen di atas lemari yang sulit kujangkau.
“Udah sini kamu!” bentak Mbak Yeyen sambil mengangkat tubuhku, aku hanya bisa meronta2 tak berdaya. Lalu Mbak Yeyen membantingkan tubuhku ke atas ranjang, aku sesak, tapi Mbak Yeyen tak peduli, dia langsung menindih kakiku tepat dilutut, celanaku dipelorotkan, bajuku dibuka paksa sehingga kancing2 bajuku berhamburan di lantai. Tiap kali aku mencoba bangun, Mbak Yeyen mendorongku kembali, malah kadang2 dia menamparku sambil membentak2 menyuruhku berbaring.
Aku ketakutan sekali sehingga aku pasrah dan hanya bisa menangis. Mbak Yeyen mengocok penisku dan kadang2 mengulumnya sampai keseluruhan penisku masuk ke dalam mulutnya, jari2 tangan kirinya bermain2 di vaginanya. Kira2 15 menit kemudian, dia berjongkok diatasku dan mulai mengarahkan penisku yang menegang ke dalam vaginanya. Aku benar2 bingung dan tidak mengerti apapun, yang kurasakan hanya kenikmatan yang luarbiasa ketika penisku masuk seluruhnya ke dalam liang vagina Mbak Yeyen.
“Aaah.., bersihin Yan, jilatin semuanya!” aku tak bisa lagi memberontak. Tangan Mbak Yeyen memegang kepalaku sementara vaginanya yang basah digesek2an ke mulut dan wajahku. Aku menangis dan berusaha menolak tapi tenaga Mbak Yeyen jauh lebih kuat.
Dibekapnya mulutku dengan vaginanya sehingga aku kesulitan bernapas, tiba2 semuanya menjadi gelap.